Food Terminologi.13

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh


1. Ikan bakar Manokwari


Kuliner ini berbahan dasar ikan tongkol dan semacamnya yang disajikan secara unik. Jika di tempat lain menggunakan bumbu kecap, ikan bakar dari Ibukota Provinsi Papua Barat tersebut disajikan bersama rempah yang digiling kasar. Jadi, ikan dilumuri perasan jeruk nipis, lalu dibakar. Setelah itu, diletakkan pada piring saji dan diberi bumbu di atasnya. Biasanya dinikmati sebagai pendamping nasi putih hangat. Di Manokwari, menu itu terkenal memiliki cita rasa pedas yang unik karena memanfaatkan cabai khas Kota Injil.

2. Ikan Bungkus



Sesuai namanya, makanan ini berupa ikan berbumbu yang dimasukkan ke dalam bungkusan. Berbeda dengan pepes yang telah masyhur dimana-mana, sajian tersebut dikemas menggunakan daun talas. Ikan yang dipilih pun menyesuaikan selera pembuat. Proses memasaknya cukup mudah, setelah dibersihkan, bahan utama diberi bumbu rempah dan garam.
Itu berguna untuk memberi rasa asin sekaligus menghilangkan getah pada pembungkusnya. Kemudian dibakar dengan api kecil sampai matang.

3. Sate Ulat Sagu



Sate anti-mainstream tersebut cukup terkenal di kalangan wisatawan. Jika di daerah Anda, rata-rata terbuat dari daging ayam atau kambing, Papua justru memakai bahan yang tidak biasa, yaitu ulat sagu. Koo, sebutan hewan itu, bagi masyarakat Indonesia pada umumnya mungkin sangat menjijikkan dan tidak layak dikonsumsi.
Tapi, untuk warga Papua, Koo diyakini sebagai makanan yang bergizi dan mampu menambah energi. Di dalam dagingnya terdapat kandungan protein yang cukup tinggi, asam glutamat, asam aspartat, lisin, tirosin dan methionin. Ulat sagu mudah ditemukan, terutama di pohon-pohon yang sudah tua dan lapuk atau dipasar.
Biasanya, masyarakat pribumi menyantap hewan tersebut langsung dari pohonnya. Kalau Anda tidak berani, bisa mencoba yang sudah diolah seperti sate ulat sagu ini. Ada rasa manis dan asin yang dihadirkan. Tekstur dari dagingnya sendiri keras di luar dan lunak di dalam. Silakan datang ke Raja Ampat untuk icip-icip sambil menikmati panorama alamnya.

4. Abon Gulung




Kota Sorong memiliki hidangan yang sesuai untuk lidah masyarakat Indonesia, yaitu abon gulung. Berbeda dengan roti gulung pada umumnya, jajanan yang cukup terkenal di Kota Minyak ini berukuran lebih besar. Tidak hanya itu, abon yang tersimpan dalam rotinya pun sangat banyak dan membuat rasa gurihnya semakin kuat.
Roti berbentuk bulat lonjong dengan warna kecoklatan tersebut juga ditaburi wijen untuk mempercantik presentasinya. Anda bisa mendapatkan abon gulung di toko kue atau oleh-oleh di Sorong. Tapi, perlu diperhatikan bahwa makanan ini tidak tahan lama. Jadi, kalau dijadikan buah tangan harus segera dimakan atau disimpan dalam lemari es begitu sampai di rumah.

5. Kue Lontar




Sepertinya, ini bisa menjadi salah satu makanan khas Papua yang cocok di lidah masyarakat Indonesia. Menurut sejarahnya, kue lontar dibawa oleh para penjajah dari Belanda berpuluh-puluh tahun yang lalu. Namanya bukan diambil dari sebuah tanaman, melainkan dulu kue ini disebut rontart, tapi karena sulit dilafalkan maka masyarakat Papua menggantinya dengan yang sekarang.
Tampilannya sendiri menyerupai pie susu yang merupakan oleh-oleh dari Pulau Dewata. Tapi, camilan berbahan dasar telur ini dicetak menggunakan piring keramik, sehingga hasilnya lebih besar. Kue lontar biasanya dibuat menjelang lebaran dan Natal.

6. Aunuve Habre



masakan dari Indonesia bagian Timur terbuat dari bahan yang sederhana dan tidak terlalu banyak bumbu yang dipakai untuk menciptakan hidangan lezat. Aunuve habre ini salah satu contohnya. Namanya memang mengisyaratkan bahwa makanan tersebut berasal dari luar negeri. Padahal, sebenarnya merupakan resep khas Papua.
Bahan utama aunuve habre sendiri adalah ikan cakalang. Awalnya, daun talas direbus sampai layu, lalu ikan yang telah dibumbui garam dan asam Jawa dimasukkan. Setelah itu, ikan dibungkus dalam daun talas dan dikukus hingga matang. Rasa yang bergetar di lidah sangat unik, sesuai dengan cara penyajiannya.


7. Martabak Sagu




Martabak merupakan jajanan yang berasal dari Arab, Malaysia, Singapura serta Indonesia. Panganan tersebut umumnya disajikan dalam berbagai bentuk dan rasa, mulai dari manis sampai asin. Kalau di Papua, martabak terbuat dari sagu dan resep sederhana lainnya. Biasanya, camilan ini disuguhkan untuk menyambut para tamu.
Pembuatannya cukup mudah, bahan utama yang telah halus digoreng, kemudian dicampur dengan gula merah atau gula aren. Rasa yang dihasilkan martabak dari Kabupaten Fak-fak, Papua Barat ini pun sedikit berbeda. Ada manis dan gurih yang mendominasi. Sangat direkomendasikan bagi Anda yang baru pertama kali menyantap hidangan dari sagu.

8. Kue Bagea


Kudapan dari Ternate, Maluku Utara ini berupa kue kering yang berbahan utama tepung sagu. Berbentuk menyerupai batang pohon yang dipotong-potong dan berwarna putih kekuningan, sebab dicampur dengan kenari. Metode pembuatannya tidak terlalu sulit, cukup mengocok telur ayam dan gula hingga kental, lalu tambahkan kayu manis, cengkeh, kacang tanah dan kenari.

Bila sudah tercampur, bisa dibentuk bulat lalu dipanggang. Selain menjadi pewarna, buah kenari dalam resep itu memberi kenikmatan tersendiri pada kue bagea. Kombinasi semua bahan menghasilkan tekstur yang sedikit keras, tapi rasanya bisa membikin ketagihan. Jika dulu camilan ini dibungkus dengan daun kering, kini telah dikemas menggunakan kertas karton.

Sehingga, dapat dibawa sebagai buah tangan para wisatawan yang berkunjung ke Negeri Mutiara Hitam.

9. Aunu Senebre





Memiliki nama yang unik, makanan ini dipresentasikan seperti hidangan tradisional dari Papua lainnya. Itu membuat siapa pun yang melahapnya akan merasakan sensasi istimewa, mengingat aunu senebre hanya ada di dataran timur Indonesia. Sesuai penyajiannya, hidangan tersebut terbuat dari bahan-bahan yang sederhana. Seperti, nasi, ikan teri, irisan daun talas dan parutan kelapa.
Uniknya, nasi yang telah digoreng bersama bahan lain tadi dimasak kembali dengan cara dikukus. Begitu matang, aunu senebre dapat disuguhkan bersama umbi-umbian dan papeda. Banyak yang mengira makanan tersebut mempunyai tekstur yang kering, padahal sebenarnya tidak. Dan saat tiba di mulut akan terasa sensasi gurih yang diciptakan irisan daun talas.


10. Cacing Laut




Sama halnya dengan ulat sagu, mungkin Anda merasa geli mendengar makanan ini. Membayangkan bentuknya saja sudah membuat jijik. Tapi, tidak bagi masyarakat Papua Barat. Cacing laut merupakan hidangan lezat yang mengandung banyak nutrisi untuk tubuh. Bahkan, sebagian orang di sana meyakini bahwa menyantap cacing laut bisa meningkatkan keperkasaan dan kejantanan pria.
Biasanya, mereka menyajikan kuliner yang pernah ada di acara pameran potensi budaya daerah Raja Ampat ini dengan cara digoreng, dibumbui balado atau dijadikan sate. Jenis cacing laut yang banyak dikonsumsi adalah insonem. Bentuknya mirip cacing tanah, tapi berukuran lebih panjang, rata-rata mencapai 30 cm. Teksturnya kenyal dan sedikit ulet, seperti daging gurita.

Source:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daily Activity 006

Daily Activity 029

Others